Jumat, 10 Juni 2011
Kiper Indonesia Yang Pernah Menahan Tembakan Penalti Pele
Ronny Pasla kiper Indonesia (PSSI) legendaris kelahiran Medan, 15 April 1947. Dia berkiprah sebagai kiper tim nasional Indonesia tahun 1966 sampai 1985. Peraih Piagam dan Medali Emas dari PSSI (1968), Atlet Terbaik Nasional (1972) dan Penjaga Gawang Terbaik Nasional (1974), itu memulai karir sepak bolanya dari Medan.

Sebenarnya, Ronny lebih awal meminati olahraga tennis sampai sempat meraih juara pada Kejuaraan Tenis Nasional Tingkat Junior di Malang, 1967. Namun ayahnya, Felix Pasla menyarankannya ke sepakbola. Jadilah dia andalan di klub Dinamo, Medan, Bintang Utara, Medan dan PSMS Medan. Kemudian hijrah ke Persija Jakarta dan Indonesia Muda, Jakarta. Selama berkiprah di PSMS, Ronny dan rakan-rekannya meraih prestasi sebagai Juara Piala Suratin (1967) dan Juara Nasional (1967).
Kiprahnya sebagai penjaga gawang andalan Tim Nasional Indonesia (PSSI) juga meraih prestasi sebagai Juara Piala Agakhan di Bangladesh (1967), Juara Merdeka Games (1967), Peringkat III Saigon Cup (1970) dan Juara Pesta Sukan Singapura (1972).
Atas prestasinya yang gemilang sebagai kipper PSMS, Ronny berdarah Manado yang dijuluki Macan Tutul bertinggi badan 183 cm itu mendapat penghargaan sebagai Warga Utama Kota Medan (1967). Kiprahnya di sepakbola dan Timnas PSSI sebagai kiper andalan sejak 1966 hingga pensiun 1985 dalam usia 38 tahun dianugerahi Piagam dan Medali Emas dari PSSI (1968), Atlet Terbaik Nasional (1972), Penjaga Gawang Terbaik Nasional (1974).
Selama karir sebagai kiper tentu banyak pengalaman Ronny yang amat berkesan. Salah satu di antaranya, tatkala Timnas Brazil yang diperkuat pesepak bola legendaris Pele, tur ke Asia termasuk Indonesia pada 1972. Dalam laga Timnas Indonesia dan Brazil itu Ronny berhasil menahan eksekusi penalti Pele, kendati Indonesia akhirnya kalah 1-2.
Setelah pensiun dari dunia sepak bola pada usia 40 tahun di Indonesia Muda (IM), Jakarta, Ronny lebih banyak menggumuli olahraga tennis lapangan sebagai pelatih. Bahkan dia memiliki sekolah tenis lapangan bernama Velodrom Tennis School di Jakarta.

5 Pesepakbola Tertinggi di DuniaShare
Selama ini kita mengetahui bahwa Jan Koller (Republik Ceko) dan Peter Crouch (Inggris) adalah pesepakbola dengan ukuran tinggi badan yang tak awam. Tapi tahukah Anda jika kedua pemain tidak masuk ke dalam daftar 5 pesepakbola tertinggi di dunia ini. Berikut daftar pesepakbola yang memiliki tinggi melebihi Jan Koller (202 cm) dan Peter Crouch (201 cm) seperti dilansir dari Thebesteleven:
1. Kristof van Hout – 208 cm

Penjaga gawang berkebangsaan Belgia ini bermain untuk klub Liga Belgia, Standard Liege. Dengan tubuh menjulang setinggi 2,08 meter, pesepakbola ini dianggap yang paling tinggi di dunia.
2. Yang Changpeng – 205 cm

Saat ini, striker asal China yang pernah dicoba oleh klub Liga Ingris, Bolton Wanderers ini bermain untuk klub Three Gorges Kangtian, China. Pemain ini juga dijuluki sebagai Peter Crouch-nya China.
3. Vanja Iveša – 205 cm

Kiper Kroasia ini bermain untuk klub Liga Turki, Eskisehirspor.
4. Tor Hogne Aarøy – 204 cm

Tor Hogne Aarøy (lahir 20 Maret 1977) adalah striket Norwegia yang bermain untuk JEF United di Jepang. Sebelum bermain di Negeri Matahari Terbit, pemain jangkung ini bermain di klub Aaslesun FK di Norwegia.
5. Øyvind Hoås – 203 cm

Striker Norwegia ini bermain di divisi 2 di Norwegia bersama klub Sparta Sarpsborg FK. Dia juga seorang mantan pemain nasional Norwegia untuk usia 21 tahun dan telah dikaitkan dengan Norwich City.
5 Pesepakbola Mancanegara yang Sukses di Indonesia
ShareLiga Indonesia tahun 1994, sebuah kebijakan industri sepakbola tentang pemain asing mulai dibuka. Sejak saat itulah pemain asing datang silih berganti ke Indonesia demi kemajuan dan untuk mengangkat skill pemain Indonesia. Tak pelak agen pemain pun langsung berkelana ke negara penghasil pemain sepakbola demi mendapatkan stock berkualitas. Alhasil banyak pemain asing yang kita temui di klub bola yang tentunya bergaji aduhai.
Beberapa pemain asing yang bermain di Indonesia banyak yang berguguran, selain karena faktor adaptasi dengan pemain Indonesia, faktor cuaca juga sangat berpengaruh di Indonesia. Namun ada beberapa pemain asing yang kerasan tinggal di Indonesia yang terkenal dengan suporter yang fanatik, bahkan mereka menjadi pujaan publik Indonesia dan sukses di Indonesia bukan hanya menjadi pemain namun juga menjadi pelatih sesudah gantung sepatu.
Berikut adalah pesepakbola mancanegara yang sukses berkarir di Indonesia :
Cristian Gonzales

namanya begitu populer di seantero Indonesia ketika Cristian Gonzales dinaturalisasi oleh tim nasional Indonesia dan berpindah kewarganegaraan-nya semula, Uruguay. Cristian Gonzales adalah pemain sepakbola yang malang melintang di liga Indonesia. Tercatat 5 kali pemain dengan posisi striker ini mengecap daftar sebagai top skorer. Pernikahan-nya dengan gadis Indonesia dan kehebatannya ketika berlaga di Liga Indonesia membuat PSSI menaturalisasi pemain ini dan terbukti di Piala AFF permainan Cristian Gonzales langsung menyihir publik tanah air. Cristian Gonzales juga pernah menjadi pemain termahal di Indonesia dengan kontrak senilai 1,2 milyar.
Jacksen F Tiago

Pemain sepakbola yang berposisi sebagai striker asal brasil ini malang melintang di Liga Indonesia. Datang ke Indonesia membela klub petrokimia gresik, Jaksen F Tiago sukses ketika membela Persebaya Surabaya. Namanya pun dielu-elukan oleh pendukung persebaya ketika menhantarkan Persebaya menjuarai Liga Indonesia tahun 1996/ 1997 yang suporternya terkenal akan sebutan bonek-nya. Pensiun menjadi striker Jacksen F Tiago pun langsung mengambil kursus pelatih di brasil, setelah mendapatkan lisensi pelatih Jaksen pun kembali ke tanah air dan merengguk sukse bersama persebaya, tak lama setelah itu Jacksen pindah ke Persipura dan langsung menjadi pujaan public Papua.
Emanuel de Porras

Emanuel de Porras pernah menjadi pujaan the Viking, pendukung PSIS semarang. Emanuel de Porras yang berasal dari argentina bahkan tercatat menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang karier di PSIS semarang ketika membela tim itu tahun 2006 hingga 2007. Kini Emanuel De Porras menjadi andalan lini depan Jakarta FC yang bermain di Liga Primer Indonesia.
Fandi Ahmad

Pemain singapura ini merupakan salah satu pemain yang ditakuti di asia tenggara pada masanya. Legenda Singapura ini pernah mengenyam sukses bersama niac mitra surabaya. Namanya pun dikenal bukan Cuma publik singapura tapi di seluruh asia tenggara. Sesudah pensiun Fandi ahmad meneruskan kariernya menjadi pelatih dan kini tercatat sudah empat tahun melatih di Pelita Jaya.
Luciano Leandro 

Luciano Leandro lahir di Brazil adalah playmaker handal di liga Indonesia ketika membela PSM Makasar dan Persija Jakarta. Dua klub ini pun diantarkan menjadi juara liga Indonesia pada era 1990-an. Sukses menjadi pemain, Luciano pun menjajal karier sebagai pelatih ketika gantung sepatu. Tahun 2007 luciano mengawali karier kepelatihan di Persma Manado, sayang kariernya mandek karena terbentur lisensi. Tahun ini Luciano kembali mencoba peruntungan menjadi pelatih setlah sebelumnya menjadi agen pemain.

10 Pemain sepakbola bertalenta dari tanah Papua
Papua tidak pernah absen dalam mencetak pemain-pemain sepakbola profesional di tingkat nasional. Selalu menghadirkan bibit-bibit pesepakbola luar biasa dalam persepakbolaan tanah air. Inilah 10 pesepakbola Papua terbaik yang bersinar di dunia sepakbola nasional.
1. Titus Jhon Londouw Bonai

Titus Jhon Londouw Bonai atau Titus Bonai, ialah pesepakbola asal Papua yang kini bermain untuk klub Persipura Jayapura. Tibo, nama akrabnya, lahir pada tanggal 4 Maret 1989. Ia sempat dipanggil Tim Nasional Indonesia U-23 dalam pertandingan pra-olimpiade, dalam pertandingan melawan Turkmenistan pada 23 Februari 2011 lalu, ia mencetak 1 gol walaupun harus menerima kekalahan.. Ia merupakan salah satu pemain andalan dari Persipura Jayapura yang gemar menselebrasikan gol dengan tarian sajojo.
2. Boaz Solossa

Boaz Sollosa, lahir 16 Maret 1986. Namanya sudah tidak asing lagi di telinga pecinta sepakbola nasional. Ia sudah malang melintang di klub sepakbola nasional. Kini, ia bermain di klub Persipura Jayapura yang dapat berposisi sebagai penyerang tengah maupun penyerang sayap. Di liga Indonesia, Boaz Sollosa hampir dipastikan menjadi Top Scorer dengan raihan 20 gol mengalahkan dominasi pemain asing. Boaz Solossa merupakan salah satu andalan Tim Nasional Indonesia di masanya. Ia terkenal dengan kemampuannya dalam mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kaki kanan yang baik, kecepatan, visi penyerangan, dan naluri dalam mencetak gol. Ia juga dipasangkan dengan kakaknya Ortizan Solossa saat di lapangan hijau bersama Persipura Jayapura.
3. Ortizan Solossa

Pesepakbola yang lahir di Sorong 28 Oktober 1977 ini bernama lengkap Ortizan Bertilone Nusye Solossa, seorang pesepakbola profesional asal Papua. Kini ia bermain bersama adiknya, Boaz Solossa di klub Persipura Jayapura. Ia biasa bermain sebagai bek kiri. Di Tim Nasional Indonesia pun ia kerap dipasangkan bersama adiknya di sebelah kiri lapangan. Ia juga sudah malang melintang di klub-klub sepakbola nasional. Ia mengawali karirnya di PS Putra Yohan Sorong. Sejumlah klub besar nasional pun pernah ia hampiri, mulai dari PSM Makassar, Arema Indonesia, Persija Jakarta, dan kini bergabung dengan Persipura Jayapura mulai tahun 2008 lalu.
4. Ellie Aiboy

Lahir di Jayapura, 20 April 1979 adalah pesepakbola bertalenta dari Papua yang saat ini memperkuat klub Semen Padang di ISL. Ia pun pernah memperkuat klub asal Malaysia, Selangor FC pada tahun 2005-2006. Ia juga merupakan pemain di Tim Nasional Indonesia pada Piala Asia 2007, Elli mencetak satu gol untuk Indonesia saat kalah dengan Tim Nasional Arab Saudi. Pria dengan tinggi 170 cm ini berposisi sebagai gelandang. Karirnya dimulai dengan bergabung di klub PSB Bogor, dan kini di Semen Padang. Bersama Semen Padang, Elly berhasil membawa Semen Padang menduduki peringkat runner up sementara di bawah Persipura Jayapura.
5. Errol FX Iba

Lahir di Jayapura, 6 Agustus 1979 kini menjadi salah satu pemain sepakbola yang bersinar di dunia sepakbola nasional. Kini ia bermain untuk Persebaya Surabaya. Tahun 2001, ia memutuskan menjadi seorang mualaf dan menghilangkan kata FX di namanya. Erol Iba berposisis sebagai bek. Berbagai klub pun berminat mendatangkan Erol Iba, ia sempat diminati sebuah klub di Liga Australia, Newcastle Jets. Di Indonesia, Erol Iba sudah malang melintang di berbagai klub, mengawali karir di Semen Padang, PSPS Pekanbaru, Arema Indonesia, Persik Kediri, Pelita Jaya, hingga Persipura Jayapura pernah ia lakoni. Erol juga merupakan andalan Tim Nasional Indonesia di era kepelatihan Peter White, walaupun kini Erol jarang menjadi pilihan Timnas.
6. Christian Warobay

Lahir di Serui, Kepulauan Yapen, Papua pada 12 Juni 1984. Christian Warobay merupakan pemain bertalenta dari tanah Papua. Mengawali karir di PPLP Serui pada tahun 2000, menjadi tim PON Papua 2004, bergabung di Persipura Jayapura 2004-2006, Sriwijaya FC Palembang, dan kini bermain bersanma Persidafon Dafonsoro. Ia pernah dipanggil di Tim Nasional Indonesia senior untuk bermain di Sea Games 2005. Warobay pernah mendapat gelar pemain terbaik di Liga Indonesia 2005.
7. Eduard Ivakdalam

Pesepakbola asal Merauke kelahiran 19 Desember 1974 kini bermain di klub Persidafon Dafonsoro. Sebelumnya ia pernah membela klub Persipura Jayapura dan mempersembahkan tropi juara bersama Persipura Jayapura. Musim ini, Eduard membawa Persidafon menembus babak semi final divisi utama Liga Indonesia walaupun menerima kekelahan dari Persiba Bantul. ia berposisi sebagai midliefer di Persidafon. Ia pernah berkarir di PS Merauke dan PS Maren Jayapura sebelumnya.
8. Ian Louis Kabes

Ian Louis Kabes, lahir di Jayapura, 13 Mei 1986 adalah pesepakbola asal Papua yang kini bermain di Persipura Jayapura. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini sudah mempersembahkan 6 gol di Liga Super Indonesia musim ini, dan 3 gol di musim lalu. Bersama Persipura Jayapura, Ian Louis Kabes berhasil melaju ke babak 16 besar AFC Cup dengan permaianan memukaunya.
9. Lukas Wellem Mandowen

Lukas Wellem Mandowen, lahir 6 April 1989 yang kini bermain di Persipura Jayapura setelah bermain di Persipura U-21 selama 2 musim. Lukas merupakan top scorer Liga Super Indonesia U-21 musim 2009-2010. Musim ini, ia sudah mencetak 7 gol di Liga Super Indonesia, dan 2 gol di ajang AFC Cup. Ia disebut-sebut layak dipanggil Timnas Indonesia.
10. Oktavianus Maniani

Oktavianus Maniani atau yang lebih dikenal dengan Okto Maniani lahir di Papua 10 Oktober 1990. Di usianya yang masih muda, karirnya begitu bersinar setelah memperlihatkan permainan yang memukau saat ajang AFF Cup tahun lalu. Hampir setiap orang pasti mengenalnya. Kini ia bermain di klub Sriwijaya FC Palembang. Okto juga merupakan andalan Timnas Indonesia U-23 dengan 3 gol dalam 10 caps. Pemain ini dikenal dengan sikap indisiplionernya yang menyebabkan pencoretan namanya di skuat timnas Indonesia. Di Liga Super Indonesia, ia sudah mencetak 3 gol musim ini bersama Sriwijaya FC. Okto disebut-sebut pesepakbola yang layak merumput di Eropa dengan kemampuannya yang di atas rata-rata.
Masih Banyak talenta-talenta anak Papua yang belum terekspos oleh media, itulah 10 pesepakbola yang bersinar di dunia sepakbola nasional.

Nama-Nama Klub Sepakbola Teraneh Di Indonesia

1. PERSETUBUHAN
- Persatuan Sepakbola Tukang Dan Kuli Pelabuhan
2. PERSEKONGKOLAN
- Persatuan Sepakbola Cukong Kolong Jembatan

3. ASSET BERHARGA
- Asosiasi Sepakbola Tanjung Beringin Harapan Keluarga

4. PERSEMBUNYIAN
- Persatuan Sepakbola Masyarakat Kabupaten Banyuwangi Sekalian

5. PERSEMUR JENGKOLAN
- Persatuan Sepakbola Semua Rakyat Jepara Dan Pengkolan

6. ORGASME PUNCAK
- Organisasi Sepakbola Masyarakat Tebet dan Puncak

7. PERSETAN KALIAN
- Persatuan Sepakbola Tanjung Karang Liwa Selatan

8. PERSENAN DUIT
- Persatuan Sepakbola Wilayah Ragunan, Duren dan Pluit

9. PERSIS MONYET
- Persatuan Sepakbola Istora, Monas dan Wilayah Condet

10. PREMAN PASAR
- Persepakbolaan Remaja Denpasar

11. PERSELINGKUHAN
- Persatuan Sepakbola Lingkup Asahan

12. PERAGAWAN SEKSI
- Perkumpulan Olah Raga Warga Nelayan Sekitar Musi

13. PERSELISIHAN
- Persatuan Sepakbola Polisi Kelurahan

14. PERAWAN
- Persepakbolaan Para Warga Nias

15. PERSEROAN TERBATAS
- Persatuan Sepakbola Rombongan Dokter Balita Tasikmalaya

16.PSK
-Persatuan Sepak Bola Kendari

Rekor Baru Hasil Pertandingan Sepakbola 41-0 Tercipta di Inggris


Anda mungkin tak pernah membayangkan skor atau hasil akhir pertandingan sepak bola seperti ini. Faktanya, inilah rekor dunia baru sebuah hasil pertandingan dalam ajang sepak bola.
Kesebelasan putri Keynsham Town Ladies Resereves melumat lawannya Somerton & Langport Ladies dengan angka yang nyaris tak bisa dipercaya dengan akal sehat, yakni 41-0 pada Ahad (7/11) di Inggris. Sungguh ini merupakan skor yang gila-gilaan dalam ajang sepak bola, apa pun tingkatannya.

Sebelumnya rekor dunia skor sepak bola tercatat di tahun 1885, yaitu 36-0. Skor ini diperoleh dalam laga tim putra memperebutkan Piala Skotlandia.
Dalam pertandingan sepak bola putri kemarin, penyerang Key nsham, Chloe Rogers, menyarangkan 11 bola ke gawang lawan. Mungkin ini juga rekor dunia tersendiri: seorang pemain bola mencetak 11 gol dalam sebuah laga. Kiper Keynsham pun menyumbangkan satu gol melalui titik penalti.


Pertandingan dua tim putri dalam sepak bola semiprofesional di Inggris memang diprediksi akan menjadi dominasi Keysham. Namun, skor akhir 41 gol tanpa balas, sebelumnya tak pernah dibayangkan siapa pun.
Pimpinan Keynsham, Graham Rogers, tetap tak merasa pongah atas hasil yang dicapai timnya. “Somerton sebenarnya lawan yang cukup kuat. Mereka memiliki lapangan yang lebih lebar dibanding kami,” tuturnya, Ahad (7/11).
Selain teknik dan strategi, Keynsham memiliki pemain yang lebih muda. Menurut Rogers, lawan sangat terlihat kelelahan setelah Keynsham menerapkan strategi permainan lewat sayap lapangan.
Keynsham juga pernah mencatat skor bagus 23-0 pada laga tandang di Langport. Dalam lima kali laga terakhir yang dilakoni, Keynsham mencetak skor fantastis, 84 gol tanpa kebobolan

Fakta tentang dunia sepak bola Indonesia
1. Hampir semua Nama Klub Sepak Bola Indonesia Berawalan huruf P
2. Cuma di Indonesia, klub dibiayai pemda dimana uangnya diperoleh dari rakyat.
3. Cuma di Indonesia pula, walikota/Bupati/Gubernur merangkap ketua klub.
4. Banyak pejabat di daerah terlibat kasus korupsi hanya gara-gara salah mengelola keuangan klub dengan mencampur adukkan dengan Anggaran pendapatan dan belanja daerah setempat.
5. Bisa jadi, di beberapa daerah, jumlah penonton yang membayar tiket pertandingan dengan yang tidak membayar berbanding 50-50.
6. Di musim hujan, tempat paling strategis menonton pertandingan adalah di bawah pohon tinggi yang menjulang di balik tembok stadion.
7. Penonton Indonesia dikenal fanatik, nekat dan tak takut mati, bahkan mungkin lebih nekat dari Hooligan Inggris. Mereka berani memanjat menara lampu stadion yang tinggi di tengah hujan demi bisa menonton pertandingan secara gratis.
8. Untuk bertahan di tengah kompetisi yang ketat, pemain Indonesia harus dibekali dengan skill sepakbola, lari, dan pencak silat atau tinju. Lari utuk menghindari kejaran penonton suporter atau manajer lawan yang mengamuk karena kalah, pencak silat atau tinju untuk membela diri jika sudah terpojok dengan lawan atau ketika emosi dengan keputusan wasit.
9. Bus klub yang digunakan untuk mengangkut pamain sebaiknya haruslah berlapis baja. Karena jika tidak, bisa ringsek dihadang suporter tim lawan yang menghadang di jalan.
10. Sulit mendapatkan sisi lapangan yang tidak terggenang air ketika hujan di Indonesia.
11. Ajaib! Ketua umumnya masuk penjara tapi masih bisa memimpin organisasi PSSI.
12. Tak usah takut dengan skorsing yang dijatuhkan oleh komisi disiplin, karena nantinya pasti akan diampuni oleh ketua umum.
13. Jarak laga tandang yang harus dilakoni sebuah klub di Indonesia bisa jadi yang terjauh. Bayangkan jika klub asal Aceh harus terbang ke Papua atau sebaliknya.
14. Di Indonesia, petugas keamanan menghadap ke lapangan bukan ke arah penonton, bahkan beberapa di antaranya terlihat duduk dan bersorak memberi dukungan untuk tim tuan rumah.
15. Cuma di Indonesia, polisi turun tangan melerai dan menangkap dua pemain yang bertikai di lapangan. Bahkan sempat memenjarakannya.
16. Di Indonesia, yang memukul bukan hanya pemain dan offisial, wasit pun tak mau kalah.
17. Kadang-kadang, lapangan juga dijadikan tempat membuang sampah oleh penonton, terutama jika tim kesayangannya kalah.
18. Jika sebelum pertandingan lapangan disterilkan, seringkali akan ditemukan banyak benda berbau klenik di seputaran gawang.
19. Meski telah diperiksa petugas sebelum masuk, masih banyak penonton membunyikan peluit di tengah atau akhir pertandingan. Tidak diketahui dimana mereka menyembunyikan benda terlarang tersebut, kemungkinan di daerah “terlarang” yang bebas razia.
20. Menonton kompetisi liga super Indonesia seperti menonton liga eks-patriat di negeri sendiri, jumlah pemain asing yang dimainkan hampir lebih banyak dari pemain lokal. Sayangnya, kualitas pemain asing rata-rata tidak lebih baik dari pemain lokal. Umumnya mereka lebih besar, tinggi dan garang di lapangan.

unik

10 Laga Terbaik Sepanjang Sejarah Sepak Bola Piala Dunia
10) Argentina* 2-2 Inggris – Babak 16 Besar 1998
Tak banyak pertandingan yang bisa dikenang dalam tiga atau empat edisi Piala Dunia terakhir, tapi pertandingan ini menjadi salah satunya. Pembicaraan sebelum pertandingan banyak membahas soal balas dendam Inggris setelah tersingkir dari perempat-final 1986 akibat gol Tangan Tuhan Diego Maradona.
Dalam 16 menit, sudah terjadi tiga gol. Penalti Gabriel Batistuta membawa Argentina memimpin, tapi Alan Shearer berhasil menyamakan kedudukan. Pemain muda berusia 18 tahun bernama Michael Owen mencetak gol individual yang indah sebelum disamakan Argentina melalui Javier Zanetti.
David Beckham dikartumerah wasit pada babak kedua karena menendang Diego Simeone, gol Sol Campbell dianulir karena Shearer dianggap sudah melakukan pelanggaran terhadap Carlos Roa, dan pertandingan berujung pada adu penalti.
Seperti yang terjadi di Italia delapan tahun sebelumnya, Inggris kembali tidak beruntung. Paul Ince dan David Batty gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor setelah tendangan mereka dimentahkan Roa.
9) Jerman 0-2 Italia – Semi-Final 2006
Tak ada akhir pertandingan yang lebih dramatis dibandingkan pertandingan Jerman-Italia di Dortmund, 2006.
Dua raksasa Italia ini bertarung sengit selama 119 menit. Meski tak tercipta gol pada waktu normal, peluang bertebaran. Gianluigi Buffon mementahkan dua tendangan Bernd Schneider dan Lukas Podolski, sedangkan dua peluang Italia melalui Alberto Gilardino dan Gianluca Zambrotta menghantam tiang gawang.

Saat pertandingan seperti akan ditentukan melalui adu penalti, Fabio Grosso muncul dan melepaskan tendangan melengkung. Sontak, fans Italia bergembira. Selang beberapa detik kemudian, Alessandro del Piero menggandakan keunggulan Italia. Azzurri lolos ke final dan akhirnya mengalahkan Prancis melalui adu penalti untuk merebut gelar juara.
Hongaria 2-3 Jerman Barat – Final 1954
Magical Magyars asuhan Gusztav Sebes tampaknya tidak terkalahkan saat menghadapi Jerman Barat di final 1954 di Bern. Hongaria mengantungi rekor 31 partai tak terkalahkan, termasuk kemenangan 6-3 atas Inggris di Wembley. Hongaria merevolusi taktik sepakbola dengan sistem serangan yang dibangun empat pemain handal — Sándor Kocsis, József Bozsik, Nándor Hidegkuti, dan tentu saja Ferenc Puskas.

Hongaria mampu membukukan 17 gol hanya dalam dua pertandingan grup, termasuk kemenangan 8-3 atas lawan mereka di final. Jumlah tersebut ditambah kemenangan atas dua tim finalis 1950, Brasil dan Uruguay. Di final, mereka unggul dua gol dalam delapan menit dan kelihatannya kemenangan sudah di depan mata. Tapi, hujan turun dan cuaca berpihak kepada Jerman Barat.
Fritz Walter memimpin Jerman Barat meraih kejayaan. Gol Uwe Rahn pada menit ke-83 membalikkan keadaan 3-2 untuk Jerman Barat. Pasukan Sepp Herberger meraih gelar juara dan sampai saat ini pertandingan dikenang sebagai “Mukjizat di Bern”.
7) Brasil 4-2 Peru – Perempat-Final 1970
Estadio Jalisco di Guadalajara menjadi saksi pertemuan dua klub yang tampil mempesona selama Piala Dunia 1970. Pelatih Brasil, Mario Zagallo, berhadapan dengan bekas rekan setimnya, Didi, yang melatih Peru.
Brasil, yang akhirnya keluar sebagai juara, memainkan sepakbola menyerang sejak menit pembuka. Tendangan Pele menghantam tiang, sebelum Rivelino mencetak gol melalui tendangan kaki kiri. Tostao menaklukkan Luis Rubinos untuk menambah keunggulan Brasil. Satu lagi gol tercipta melalui Rivelino, tapi dianulir. Semuanya terjadi pada 20 menit pertama.
Peru tak menyerah. Mereka memiliki salah satu bek terbaik di Amerika Selatan saat itu, Hector Chumpitaz, dan gelandang trengginas Teofilo Cubillas. Alberto Gallardo berhasil mempertipis ketertinggalan Peru. Namun, Brasil mengembalikan keunggulan melalui Tostao, sebelum kembali dikejar Cubillas. Saat Peru mencoba mencari gol penyama kedudukan, Jairzinho menyelesaikan pertandingan dengan menciptakan gol keempat.
6) Portugal 5-3 Korea Utara – Perempat-Final 1966
Kekuatan Portugal saat itu mencerminkan kejayaan Benfica yang sedang merajai Eropa. Portugal mampu mengalahkan juara bertahan Brasil sebelum mencapai semi-final dan dikalahkan tuan rumah Inggris. Dua pemain bintang Portugal adalah Mario Coluna dan Eusebio, yang menjadi topskor turnamen dengan sembilan gol dan dianggap sebagai salah satu striker terbaik dunia.
Portugal memenangi seluruh tiga pertandingan grup dan mencetak total sembilan gol, termasuk menyisihkan Brasil. Pada babak delapan besar, Portugal tertinggal tiga gol dan berhasil membalas 5-3 — empat gol di antaranya dicetak Eusebio.
Korea Utara tampil sebagai tim kejutan turnamen. Mereka berhasil mencapai perempat-final berkat kemenangan bersejarah 1-0 atas Italia. Korea Utara kembali membuat kejutan dengan unggul tiga gol dalam 25 menit atas Portugal. Tapi mereka kurang pengalaman dan terus berupaya melancarkan serangan. Pada akhirnya, kepiawaian Eusebio memandu Portugal memenangkan pertandingan. Gol kelima Portugal dicetak Jose Augusto.
Kedua tim kembali bertemu di Piala Dunia kali ini.
5) Jerman Barat 3-3 Prancis – Semi-Final 1982
Tiga hari setelah partai Brasil-Italia yang penuh ketegangan, Spanyol ’82 juga menghadirkan partai klasik di babak semi-final. Kedua negara bertambah kuat seiring dengan berjalannya turnamen. Banyak pemain berkelas dunia yang tampil, seperti Michel Platini, Alain Giresse, Jean Tigana, Paul Breitner, Uli Stielike, dan Pierre Littbarski.
Littbarski membuka kedudukan, tapi disamakan penalti Platini. Pertandingan menghangat. Terjadilah salah satu kejadian paling kontroversial dalam sejarah Piala Dunia ketika kiper Jerman Barat Harald Schumacher merontokkan bek Prancis Patrick Battiston dalam suatu perebutan bola. Battiston terkapar tak sadarkan diri dengan dua giginya tanggal, sedangkan Schumacher lolos dari kartu merah — bahkan wasit tidak menilainya sebagai sebuah pelanggaran. Schumacher menjadi tokoh jahat di sisa Piala Dunia.

Pertandingan dilanjutkan hingga perpanjangan waktu. Prancis mampu mencetak dua gol melalui Marius Tresor dan Giresse. Sepertinya Les Bleus akan melaju ke final, tapi Jerman Barat menunjukkan ketangguhan mental dan berhasil membalikkan keadaan. Karl Heinz Rummenigge dan Klaus Fischer berhasil memaksa pertandingan diselesaikan melalui adu penalti.
Stielike gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor — dan sampai saat ini menjadi satu-satunya pemain Jerman (Barat) yang gagal di adu penalti. Namun, Schumacher mampu mematahkan eksekusi Didier Six dan Maxime Bossis untuk mengantarkan Jerman Barat ke babak puncak.
4) Jerman Barat 3-2 Inggris AET – Perempat-Final 1970
Piala Dunia 1970 dipenuhi partai-partai klasik dan tiga di antaranya masuk daftar ini. Salah satunya adalah laga perempat-final antara Jerman Barat dan Inggris di Leon, sekaligus ulangan final 1966.
Inggris masih diperkuat empat eksponen ’66 — Bobby Moore, Bobby Charlton, Martin Peters, dan Geoff Hurst — bermain baik pada sejam pertandingan. Mereka mampu unggul 2-0 melalui Alan Mullery dan Peters.

Tapi, seperti yang selalu terjadi dalam sejarah, jangan remehkan semangat Jerman. Franz Beckenbauer, Wolfgang Overath, dan Gerd Mueller adalah pemain andalan Helmut Schoen. Ketika Juergen Grabowski dimasukkan, arah pertandingan berbalik. Beckenbauer menghidupkan peluang Jerman Barat pada menit ke-68, sebelum Uwe Seeler menyamakan kedudukan melalui gol sundulan. Di babak perpanjangan waktu, Jerman Barat tak terhentikan. Mueller memastikan kemenangan Jerman Barat melalui gol jarak dekat pada menit ke-108.
3) Brasil 1-1 Prancis* – Perempat-Final 1986
Dalam taraf keterampilan bersepakbola, inilah Piala Dunia terbaik sepanjang masa. Prancis memiliki tim terhebat mereka yang beranggotakan Platini, Giresse, Tigana, dan Dominique Rocheteau yang sudah memasuki usia 30-an. Sementara itu, Socrates, Junior, dan Zico tampil untuk kali terakhir di Piala Dunia bersama Brasil.

Di bawah sengatan terik matahari, Brasil mampu unggul melalui Careca, tapi menyia-nyiakan serangkaian peluang menggandakan keunggulan. Prancis mampu menyamakan kedudukan melalui Platini. Kedua tim saling bertukar peluang untuk mencuri keunggulan. Publik stadion Guadalajara tak henti-hentinya menyorakkan nama Zico, yang duduk sebagai pemain cadangan. Tele Santana akhirnya goyah dan memasukkan Zico pada babak kedua. Brasil berhasil memperoleh hadiah penalti, tapi Zico gagal menaklukkan Joel Bats.
Pertandingan akhirnya ditentukan melalui adu penalti. Dua kapten tim, herannya, gagal menjalankan tugas. Socrates dan Platini. Prancis akhirnya sukses memetik kemenangan dan melaju ke babak empat besar.
2) Italia 4-3 Jerman Barat AET – Semi-Final 1970
Pertandingan ini terjadi pada 17 Juni 1970 dan dinobatkan sebagai “Pertandingan Abad Ini”. Saking bersejarahnya pertandingan ini, sebuah monumen dibangun di luar stadion Azteca, Mexico City, yang bertuliskan, “Stadion Azteca menyampaikan rasa hormat untuk tim Italia (4) dan Jerman (3), yang tampil di Piala Dunia 1970, ‘Pertandingan Abad Ini’.”
Sembilan puluh menit pertama pertandingan berlangsung dramatis, tapi tidak bisa dianggap sebagai “Pertandingan Abad Ini”. Italia unggul pada menit kedelapan melalui tendangan keras Roberto Boninsegna dan tampil bertahan. Jerman Barat terus menggedor. Bahkan Franz Beckenbauer tampil dengan tangan dibebat. Bek Karl-Heinz Schnellinger akhirnya mampu menyamakan kedudukan pada menit terakhir pertandingan.
Pertandingan di babak perpanjangan waktu sungguh tak terduga. Lima gol tercipta dalam 30 menit. Mueller membawa Jerman Barat unggul, tapi Tarcisio Burgnich dan Gigi Riva membalikkan kedudukan. Pada menit ke-110, Mueller kembali menyamakan kedudukan. Dari kick-off yang tercipta, Italia kembali unggul melalui Gianni Rivera. Gol tersebut akhirnya menjadi penentu pertandingan yang berlangsung sangat mendebarkan itu.
1) Brasil 2-3 Italia – Babak Kedua Grup C 1982
Brasil edisi 1982 dianggap sebagai tim terbaik yang gagal menjuarai Piala Dunia. Pasukan Tele Santana dilengkapi sederetan pemain hebat semacam Leandro, Junior, Socrates, Falcao, Eder, dan pemain terbaik dunia Zico. Sebelum laga melawan Italia, Brasil mengantungi 13 gol dalam empat pertandingan melalui sepakbola Samba mereka. Selecao menjelma jadi calon kuat juara dunia dan hanya butuh seri untuk lolos ke semi-final.
Italia sebaliknya, tampil buruk pada awal turnamen dengan hanya bermain imbang pada babak pertama grup. Setelah didera kritik media, mereka menerapkan puasa bicara. Tanda-tanda peningkatan muncul ketika mengalahkan Argentina 2-1, tapi tak ada yang berani menjagokan mereka mampu menaklukkan Brasil dan keluar sebagai juara.

Paolo Rossi, kembali dari hiatus dua tahun, muncul sebagai pahlawan kemenangan dengan mempersembahkan hat-trick untuk Italia.
Azzurri mampu unggul dua kali, tapi berhasil disamakan Brasil melalui Socrates dan Falcao. Saat pertandingan tersisa 16 menit, Rossi membukukan gol kemenangan memanfaatkan situasi tendangan penjuru.
Pertandingan ini menggambarkan segalanya — peluang yang terbuang, aksi hingga akhir laga, penampilan individual dari Bruno Conti dan Falcao, kaus Zico yang robek karena ditarik Claudio Gentile, dianulirnya gol Italia yang seharusnya membuat mereka unggul 4-2, dan penyelamatan gemilang Dino Zoff dari peluang sundulan Oscar.

kunci Sukses persipura

Persatuan Sepakbola Indonesia Jayapura atau disingat Persipura Jayapura, adalah sebuah klub sepakbola profesional Indonesia yang bermarkas di Jayapura, Papua. Saat ini tim berjuluk “Mutiara Hitam” merupakan salah satu kontestan Superliga 2010/11. Musim lalu Persipura harus berpindah kandang ke Makassar di awal kompetisi, namun dengan selesainya renovasi Stadion Mandala, Persipura akan selalu menjamu tamunya di stadion tersebut.



Ditinggalkan Alberto Goncalves dan Jendri Pitoy bukanlah sebuah masalah bagi Persipura, talenta-talenta berbakat terus mengucur dari bumi Papua. Peran kiper Jendri Pitoy akan digantikan oleh kiper asal Korea Selatan, Yoo Jae Hoon, pemain asal Daejeon Citizens tersebut mempunyai kualitas yang sepadan dengan Jendri. Di lini depan Persipura nampaknya ingin mengoptimalkan striker lokal, namun datangnya pemain seperti Zah Rahan akan membuat lini depan lebih mudah mencetak gol. Persipura menjadi  juara Liga Super Indonesia musim ini.
Inilah para pemain yang mensukseskan persipura sebagai kampiun liga super tahun ini
PEMAIN KUNCI
Boaz Salossa
Boaz masih dianggap sebagai striker terbaik di Indonesia saat ini, raihan gonya musim lalu dengan mencetak 17 gol menjadikannya pemain lokal tersubur. Pemain yang kini berusia 24 tahun ini dipastikan kembali menjadi salah satu “mesin gol” andalan Persipura. Bomber yang akrab di sapa Bochi ini juga sukses menjadi pencetak gol terbanyak pada edisi perdana Liga Super dan akan kembali menjadi tumpuan bagi timnya dalam mendulang poin musim ini.
Ricardo Salampessy
Memiliki stamina yang baik dengan visi bermain sepakbola modern membuat ia kembali menjadi salah satu andalan “Mutiara Hitam”, dalam upaya membendung serangan lawan. Ricardo bisa dimainkan sebagai bek kanan maupun digeser sebagai bek tengah. Keunggulan inilah yang membawa dirinya menjadi langganan masuk timnas Indonesia. Banyak orang yang menyamakan gaya bermain Ricardo dengan bek Real madrid, Sergio Ramos.
Pemain Muda – Lukas Wellem Mandowen
Lukas Mandowen merupakan pencetak gol terbanyak Liga Super U-21 musim lalu dengan torehan 12 gol. Pemain berusia 20 tahun ini dikenal dengan kecepatannya dan naluri mencetak gol yang sangat tinggi. Pemain yang pernah memperkuat tim PON XVIII Papua di Kalimantan Timur ini bisa bermain sebagai striker atau pun penyerang lubang.
main Baru – Zah Rahan
Pemain ini musim lalu menjadi andalan Sriwijaya FC di lini tengah. Teknik, visi bermain ditunjang kecepatan membuat pemain asal Liberia ini menjadi sangat berbahaya. Pemain yang lahir di di Monrovia, Liberia, 7 Maret 1985 ini sangat bisa memanjakan striker dengan umpan-umpannya. Hadirnya Zah Rahan di Persipura akan membuat Persipura memiliki pengatur serangan yang mumpuni.
Pelatih – Jacksen F Tiago
Semasa menjadi pemain, Jacksen merupakan salah satu pemain asing yang sukses bermain di Indonesia. Dia adalah pemain terbaik dalam Liga Indonesia pada musim 1996/1997 saat dia membawa Persebaya menjadi juara. Kiprahnya sebagai pelatih juga cukup bersinar dengan membawa Persipura menjadi kekuatan yang sangat menakutkan.
Daftar Pemain Persipura 2010/2011
Kiper
1. Ferdiansyah (20)
2. Joe Hon-yoo (1/Korsel)
Belakang
1. Victor Igbonefo (32)
2. Bio Pauline (45/Kamerun)
3. Richardo Salampessi (4)
4. Ortisan Solossa (26)
5. Stevi Bonsapia (7)
6. Ian louis kabes (13)
7. Hamka Hamzah (23)
Tengah
1. Marko Kabiay (43),
2. Stevan Hendambo (5)
3. Gerald Pangkali (15)
4. Zah Rahan (10)
5. Imanuel Wanggai (11)
6. David Cristian Uron (8)
7. David Laly (6)
Depan
1. Rahmad Rivai (9)
2. Tinus Pae (21)
3. Titus Bonay (25)
4. Lukas Mandowen (33)
5. Boaz Solossa (86)